Afi Faradisa Blog

Recent Post

Popular Post

Fashion

Beauty

Breaking News

Travel

Written By afi nihaya on Saturday, November 4, 2017 | 3:47 PM



Selain warung prasmanan di mana para pembeli bisa mengambil sendiri nasi sebanyak yang mereka mau, mie instan sudah seperti penyelamat para mahasiswa selama bermasa-masa. Memang legenda.

Kadang mie instan pun dimakan pakai nasi, seperti aku ini. Apalagi jika uangnya pas-pasan. Yang penting perut kenyang, masalah gizi dan tetek bengeknya belakangan.

Sebagian orang juga mengalami malam-malam di mana mereka tidak tidur demi lembur tugas yang datang bak tsunami; banyak dan bertubi-tubi. Dan sekarang jatahku untuk merasakannya sendiri.

Jadi, maaf sekali jika dalam beberapa bulan belakangan tulisanku jarang muncul di beranda kalian.

Aku mengambil studi Psikologi, studi yang mempelajari salah satu aspek paling rumit di dunia ini. Perilaku dan proses mental manusia sama sekali tidak sederhana untuk dikaji.
Aku memiliki beban moral untuk tidak main-main atau mengerjakan itu semua sekadarnya saja. Di masa depan, aku akan bertanggung jawab untuk 'menguliti' dan 'membenahi' psikis banyak orang, sesuatu yang tentu saja tidak boleh kulakukan dengan sembarangan.

Untuk memahami materi teori kepribadian Psikososial Erikson saja misalnya, aku perlu membaca sedikitnya satu literatur tebal dengan tata bahasa yang membuatku mengernyitkan dahi berkali-kali. Sulit dicerna. Serangkaian tugas dosen pun mengikuti di belakangnya.
Itu baru satu materi, sedangkan dalam satu semester ada ratusan materi yang seluruhnya harus tuntas dipelajari kalau tidak mau mengulang mata kuliah itu lagi.

Lantas apa yang harus dikorbankan selain waktu tidur dan waktu pesbukan?

Namun, hal yang PALING SULIT dari semuanya adalah mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari ke kehidupan sehari-hari, agar tidak cuma memindahkan isi buku ke kepala. Buat apa?

Terlepas dari apapun studi yang mahasiswa ambil, tidak semua benar-benar berdedikasi tinggi pada bidang yang mereka pilih.
Beberapa orang hanya kuliah daripada tidak kuliah.
Beberapa orang hanya kuliah demi ijazah.
Beberapa orang hanya peduli pada seberapa banyak uang yang akan mereka hasilkan di masa depan, dengan menomorduakan kompetensi pribadi. Lulus dengan kemampuan yang ala kadarnya.

Aku di sini karena aku memang mencintai Psikologi, maka aku berusaha menjalaninya sepenuh hati. Tidak serampangan. Tidak asal-asalan. Karena di Indonesia, pendidikan adalah barang mewah. Aku bersyukur, sebab tidak sedikit yang ingin kuliah tapi tidak memiliki kesempatan. Tidak sedikit yang salah jurusan. Tidak sedikit yang membenci apa yang  mereka lakukan.

Bagaimana lagi, minat dan passion lah yang mampu membuat orang tahan untuk tidur jam 2 malam padahal jam 7 pagi sudah harus mendengarkan dosen di kelas, minat dan passion lah yang membuat orang tahan membaca buku-buku tebal, mematuhi deadline tugas, atau makan mie instan.

Selamat bermalam minggu, para mahasiswa di Jogja. Semoga aku bisa pulang kampung secepatnya.

Seandainya saja Jogja-Banyuwangi tidak sejauh hatiku dan hatimu 😄

*) Afi Nihaya Faradisa

0 comments:

Post a Comment

Afi Nihaya Faradisa Blog© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By Kaizen Template